Senin, 14 Juni 2010

literature

1. Literature adalah seni karya tertulis. Secara harfiah diterjemahkan, kata tersebut berarti "kenalan dengan huruf" (dari surat littera Latin), dan karena itu studi akademik sastra yang dikenal sebagai Surat (seperti dalam kalimat "Seni dan Sastra"). Dalam budaya Barat yang paling dasar jenis sastra tertulis meliputi fiksi dan nonfiksi
Literary study - studi humanistik sastra
seni, disiplin humanistik, humaniora, seni liberal - studi dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan umum dan keterampilan intelektual (bukan kerja atau profesional keterampilan); "perguruan tinggi seni dan ilmu"
literatur - studi humanistik dari tubuh sastra; "ia mengambil mata kuliah di sastra Rusia"
sastra komparatif - mempelajari karya-karya sastra dari budaya yang berbeda (seringkali dalam terjemahan)
kritik sastra - analisis dan evaluasi informasi sastra
puisi - puisi karya studi
klasik - studi tentang karya sastra Yunani dan Roma kuno
retorika - studi teknik dan aturan untuk menggunakan bahasa secara efektif (khususnya dalam berbicara di depan umum.

2. Fungsi literature:
• Literature dapat berfungsi memberi kesenangan atau kesantaian; sifat kesenangan bisa bermacam-macam. Kadang-kadang benar terjadi pelepas ketegangan (misalnya justru dengan ketegangan), adakalanya diperoleh kenikmatan estetis yang aktif, yaitu apresiasi teks karena didapat kesenangan dalam mengikuti lika-liku dan kesemuaan dalam teks. Dapat pula terjadi identifikasi, yaitu perlibatan pribadi dengan apa yang dikisahkan. Telah kita lihat bahwa identifikasi dapat didorong oleh sifat fiksional teks.
• Fungsi lain yang banyak disebut adalah “manfaat”,yaitu sastra dapat memberi wawasan yang lebih umum tentang masalah manusiawi, social, ataupun intelektual.
• Menurut Aristoteles: utile (bermanfaat) dan dukle (nikmat)

3. Literary theory dalam arti yang ketat adalah studi sistematis mengenai sastra dan metode untuk menganalisis sastra [1]. Namun, pengetahuan sastra sejak abad ke-19 sering kali berisi-di samping, atau bahkan bukan teori sastra dalam arti yang ketat- pertimbangan sejarah intelektual, filsafat moral, nubuat sosial, dan tema interdisipliner lainnya [2] Dalam humaniora, gaya akhir pengetahuan sering disebut "teori.." Akibatnya, kata "teori" telah menjadi istilah umum untuk berbagai pendekatan ilmiah untuk membaca teks. Sebagian besar pendekatan yang diinformasikan oleh berbagai aliran filsafat Continental.

Literary criticism Disiplin terkait dengan pertanyaan filosofis, deskriptif, dan evaluatif tentang sastra, termasuk sastra apa, apa yang dilakukannya, dan apa yang layak. Kritik sastra modern sering diberitahu oleh teori sastra, yang merupakan diskusi filosofis metode dan tujuannya. Meskipun dua kegiatan terkait erat, kritikus sastra tidak selalu, dan tidak selalu, teoretisi. Apakah atau tidak kritik sastra harus dianggap sebagai bidang yang terpisah dari penyelidikan dari teori sastra, atau sebaliknya dari buku meninjau, adalah masalah kontroversi. Misalnya, Johns Hopkins Guide to Teori dan Kritik Sastra menarik ada perbedaan antara teori sastra dan kritik sastra, dan hampir selalu menggunakan mereka bersama-sama untuk menggambarkan konsep yang sama. Beberapa kritikus menganggap kritik sastra sebuah aplikasi praktis dari teori sastra, sebagai kritik selalu berhubungan langsung dengan karya sastra, meskipun dari sudut pandang teoritis. Kritik sastra modern sering diterbitkan dalam bentuk esai atau buku. kritikus sastra Akademik mengajar di departemen sastra dan mempublikasikan dalam jurnal akademik, dan lebih populer kritikus menerbitkan kritik mereka di majalah yang beredar luas seperti the New York Times Book Review, the New York Review of Books, the London Review of Books, The Nation, and The New Yorker.
Literature survey merupakan dokumentasi dari tinjauan komprehensif tentang dipublikasikan dan bekerja diterbitkan dari sumber data sekunder di bidang minat khusus untuk peneliti. perpustakaan adalah dasar penyimpanan kaya untuk data sekunder dan peneliti digunakan untuk menghabiskan beberapa minggu dan kadang-kadang bulan melalui buku, jurnal, surat kabar, majalah, konferensi proses, disertasi doktor, tesis master, publikasi pemerintah dan laporan keuangan untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian mereka topik. Dengan database yang terkomputerisasi sekarang tersedia dan mudah diakses pencarian literatur jauh lebih cepat dan mudah dan dapat dilakukan tanpa memasuki portal gedung perpustakaan.
Peneliti bisa mulai survei literatur bahkan sebagai informasi dari wawancara terstruktur dan terstruktur sedang dikumpulkan. Mengkaji literatur tentang bidang topik saat ini membantu peneliti untuk fokus wawancara lebih lanjut lebih berarti pada aspek-aspek tertentu ditemukan menjadi penting adalah penelitian yang diterbitkan bahkan jika tidak muncul selama interogasi awal. Jadi survei literatur penting untuk mengumpulkan data sekunder untuk penelitian yang mungkin terbukti sangat membantu dalam penelitian. Survei literatur dapat dilakukan karena beberapa alasan. Tinjauan literatur dapat di setiap area bisnis.
4. Perkembangan kesusastraan Inggris:
Karya sastra yang tertua dalam kesusastraan Inggris adalah poetry atau puisi. Para peneliti sastra tidak menemukan naskah-naskah novel ataupun drama di masa anglo-saxon, sedangkan prosa sudah muncul walaupun dalam bentuk prosa sejarah. Sajak-sajak Inggris kuno telah ditemukan sejak 1000 tahun aetelah Masehi, namun kebanyakan tidak diketahui pennulisnya; Beowulf, the Dream of Rood, The Battle of Maldon, kumpulan sajak Anglo-Saxon Chronicle.
Sajak-sajak lisan Inggris kuno kemudian disusun dalam bentuk tulisan pada awal abad ke-8 oleh penyair-penyair gereja, dan biasanya merupakan sajak legenda, sejarah, ataupun gabungan dari keduanya.
Ketika abad pertengahan muncul berbagai ragam sajak, seperti epic, elegy, ataupun ballad. Kemudian muncul pula karya sastra drama, seperti Mystery Play. Kesusastraan Inggris baru menggeliat kembali setelah abad ke-13. Pada abad dipelopori oleh Geoffrey Chaucer dengan puisinya yang terkenal, yaitu Canterbury Tales. Kemudian John Gower, William Langland, Julian of Norwich, Mergery Kempe, dan Sir Thomas Malory.
5. Sajak Beowulf:
Beowulf ialah suatu syair kepahlawanan (epic) terpanjang dan merupakan sajak Inggris kuno yang paling terkenal. Puisi ini berceritakan tentang kisah kepahlawanan seorang ksatria bernama Beowulf melawan monster yang bernama Grendel dan seekor naga. Sajak ini dibagi menjadi empat babak, babak pertama diawali dengan pemunculan seorang raja dari Denmark bernama Scyld sampai kematiannya, kemudian babak kedua pertempuran Beowulf yang pertama dengan Grendle, kemudian babak ketiga pertempuran yang keduan dengan ibunya Grendle dan babak terakhir adalah pertempuran seekor naga.
6. Canterbury Tales berceritakan tentang serombongan orang yang terdiri dari 30 orang yang akan berziarah ke Canterbury di musim semi pada bulan April. Rombongan tersebut terdiri dari seorang biarawan, ksatria, seorang pedagang, seorang pelayan dan sejumlah pengacara. Selama perjalanan mereka saling bercerita untuk mengisi waktu perjalanan menuju Canterbury. Sebuah cerita bingkai dan diceritakan oleh para peziarah yang berada dalam perjalanan dari Southwark ke Canterbury untuk mengunjungi monumen Santo Thomas Becket di dekat Katedral Canterbury[1]. The Canterbury Tales ditulis dalam bahasa Inggris PertengahaTema-tema cerita ini sangatlah beragam dan meliputi banyak topik seperti cinta kerajaan, pengkhianatan dan kerakusan. Jenis-jenis genre cerita juga bervariasi dan meliputi cerita ksatria (romans), cerita cinta Bretagne (Breton lai), khotbah dan cerita fabel. Tokoh-tokoh cerita yang diperkenalkan di dalam General Prologue mengisahkan cerita-cerita yang penting ditilik dari sudut pandang budaya.Penyalahgunaan agama juga merupakan tema utama. Selain itu Chaucer juga memberi perhatian khusus terhadap tiga pembagian utama masyarakat yang terdiri atas kaum rohaniwan, bangsawan, dan petani. Sebagian besar cerita-cerita ini berhubungan dengan tema-tema yang mirip dan beberapa di antaranya diceritakan sebagai pembalasan bagi beberapa cerita yang telah dikisahkan oleh beberapa tokoh dalam bentuk argumentasi.menceritakan empat cerita: yaitu dua cerita pada perjalanan ke Canterbury, dan dua cerita sepulangnya dari sana.
7. The Ballad of The White Horse ialah sebuah puisi oleh GK Chesterton tentang eksploitasi ideal dari Saxon Raja Alfred yang Agung, yang diterbitkan pada tahun 1911. Ditulis dalam bentuk balada, pekerjaan biasanya dianggap sebagai puisi epik. Puisi ini menceritakan bagaimana Alfred mampu mengalahkan Denmark menyerang di Pertempuran Ethandun dengan bantuan Perawan Maria, dan oleh Allah ekstensi. Selain menjadi narasi prestasi Alfred militeristik dan politik, juga dianggap sebagai alegori Katolik. Chesterton menggabungkan sejumlah besar filsafat menjadi struktur dasar cerita.
8. Geoffrey Chaucer lahir di London merupakan anak seorang pedagang anggur yang kaya raya bernama John Chaucer. Chaucer beristrikan Agnes dan bekerja sebagai wakil pelayan istana dan mengabdi bertahun-tahun pada seorang pangeran bernama Lionel yang kemudian bergelar Duke of Clarence. Penyair ini pernah dikabarkan menikahi Philipa Roet, yang merupakan saudara ipar John Gaunt dari istrin ketiga yang kemudian juga menjadi istrinya. Chaucer menjadi hakim di wilayah Kent dan menjadi anggota parlemen. Puisi-puisi terbaiknya antara lain Trolius and Cressida (1385) yang diilhami oleh kisah cinta karya Boccacio.
Chaucer terlibat dalam perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis sebagai tentara dan juga sebagai diplomat. Puisinya yang merupakan karya besar abad pertengahan adalah Canterbury Tales. Puisi narasinya yang pertama adalah The Books of Duchess, karya lainnya adalah The Parliament of Birds, The House of Fame. George Puttenham, seorang kritikus puisi, menyatakan bahwa Chaucer adalah bapak dari norma-norma kesusastraan.
Menjelang pensin, Chaucer sempat menulis puisi romantis berjudul Trolius and Criseyde. Penyair besar ini meninggal di London pada tanggal 25 Oktober 1400 dan dimakamkan di Westminster Abbey.
9. Latar tempat yang haris diketahui pembaca ialah keadaan tempatnya, seperti Rumah sakit di Bage, pabrik tekstil Tarbuch, balai pertemuan wanita, brazil dan Argentina , nama-nama Yhaudi, system peradilan di Argentina, sehingga kita dapat dengan mudah membayangkan kondisi yang terjadi dalam cerita tersebut, bagaimana letak geografis yang digambarkan dalam cerita Emma Zunz sehingga kita sebagai pembaca dapat secara menyeluruh menangkap keseluruhan cerita.
10. Emma Zunz merasa kaget ketika diruang tengah menemukan surat yang berisikan berita kematian Ayahnya. Dia menyimpulkan bahwa Ayahnya meninggal dunia karena bunuh diri ialah karena disana tertulis bahwa Ayahnya salah meminum obat Venoral dalam dosis tinggi, dan meninggal pada tanggal 3 bulan itu di rumah sakit di Bage. Seorang dari wisma tempat kediaman ayahnya telah menandatangani berita itu, yang tidak mungkin tahu bahwa ia menulis surat kepada Emma Zunz, anaknya.
11. Seringkali dalam sebuah karya sastra kita menemukan bahwa penguasa selalu menang melawan rakyat biasa, atau yang besar selalu bisa mengalahkan yang kecil. Namun dalam cerita Emma Zunz, justru terbalik. Seorang bawahan seperti Emma Zunz bisa mengalahkan atasannya, yaitu Louwenthall. Itu bisa jadi merupakan cermin atau pembelajaran bahwa tak selamanya yang tertindas akan kalah. Dan menjadi pelajaran pula bahwa orang yang baik akan menang. Namun disisi lain cara yang dilakukan Emma Zunz salah. Terlihat dengan adanya pembalasan dendam yang mengakibatkan pembunuhan oleh tangannya sendiri.
12. Unsur-unsur dalam Karya Sastra
Ada dua unsur utama dalam karya sastra, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik berupa segala sesuatu yang menginspirasi penulisan karya sastra dan mempengaruhi karya sastra secara keseluruhan. Unsur ekstrinsik ini meliputi: latar belakang kehidupan penulis, keyakinan dan pandangan hidup penulis, adat istiadat yang berlaku pada saat itu, situasi politik (persoalan sejarah), ekonomi, dsb. Sementara unsur intrinsik terdiri atas:
Tema
Pokok persoalan dalam cerita.
Karakter
Tokoh dalam cerita. Karakter dapat berupa manusia, tumbuhan maupun benda
Karakterisasi
Cara penulis menggambarkan karakter. Ada banyak cara untuk menggali penggambaran karakter, secara garis besar karakterisasi ditinjau melalui dua cara yaitu secara naratif dan dramatik. Teknik naratif berarti karakterisasi dari tokoh dituliskan langsung oleh penulis atau narator. Teknik dramatik dipakai ketika karakterisasi tokoh terlihat dari antara lain: penampilan fisik karakter, cara berpakaian, kata-kata yang diucapkannya, dialognya dengan karakter lain, pendapat karakter lain, dsb.
Konflik
Konflik adalah pergumulan yang dialami oleh karakter dalam cerita dan . Konflik ini merupakan inti dari sebuah karya sastra yang pada akhirnya membentuk plot.
Seting
Keterangan tempat, waktu dan suasana cerita
Plot
Jalan cerita dari awal sampai selesai
• Eksposisi : penjelasan awal mengenai karakter dan latar( bagian cerita yang mulai memunculkan konflik/ permasalahan)
• Klimaks : puncak konflik/ ketegangan
• Falling action: penyelesaian
Simbol
Simbol digunakan untuk mewakili sesuatu yang abstrak. Contoh: burung gagak (kematian)
Sudut pandang
Sudut pandang yang dipilih penulis untuk menyampaikan ceritanya.
• Orang pertama: penulis berlaku sebagai karakter utama cerita, ini ditandai dengan penggunaan kata “aku”. Penggunaan teknik ini menyebabkan pembaca tidak mengetahui segala hal yang tidak diungkapkan oleh sang narator. Keuntungan dari teknik ini adalah pembaca merasa menjadi bagian dari cerita.
• Orang kedua: teknik yang banyak menggunakan kata ‘kamu’ atau ‘Anda.’ Teknik ini jarang dipakai karena memaksa pembaca untuk mampu berperan serta dalam cerita.
• Orang ketiga: cerita dikisahkan menggunakan kata ganti orang ketiga, seperti: mereka dan dia.
Tema
Pokok persoalan dalam cerita.
Teknik penggunaan bahasa
Dalam menuangkan idenya, penulis biasa memilih kata-kata yang dipakainya sedemikian rupa sehingga segala pesannya sampai kepada pembaca. Selain itu, teknik penggunaan bahasa yang baik juga membuat tulisan menjadi indah dan mudah dikenang. Teknik berbahasa ini misalnya penggunaan majas, idiom dan peribahasa.

13. Puisi Perarakan Jenazah karya Hartojo Andangdjaja bertemakan tentang berduka cita atau kesedihan. 1. Kata jenazah hitam merupakan simbol kesedihan. 2. kereta mati disini merupakan keranda jenazah dimana merupakan simbol kesedihan pula karena ketika ada seseorang yang meninggal dibawa dengan kereta jenazah tersebut, semua orang akan merasa sedih, bukannya bahagia, maka itu pun menyimbolkan kesedihan dan renungan akan kehidupan yang kekal. 3. dalam baris ke-3 maksudnya: mereka (yang masih hidup) bersedih dan merenungi bahwa mereka pun akan meninggal. Mereka yang masih hidup disimbolkan dengan orang-orang tua, sedangkan perenungan dan kesedihan disimbolkan dengan berjalan menunduk diam. 4. Baris ke-4 dan ke-5 ada kata dicekam awan muram maksudnya bahwa mereka yang ditinggalkan (yang masih hidup) diliputi kesedihan yang mendalam. Sedangkan menanti perarakan di ujung jalan maksudnya adalah merenungi akan penantian mereka dijemput kematian, karena kata diujung jalan merupakan simbol akhir perjalanan hidup.5. Baris ke-6 sampai ke-8 kata berebut kesempatan, lempar pandang, lempar kembang menyimbolkan semangat menata kehidupan selagi masih ada kesempatan sebelum ajal menjemput dan tak lupa mendoakan mereka yang telah meninggal dunia. 6. baris ke-9 sampai ke-12 menunjukan bahwa orang-orang yang ditinggalkan khususnya perempuan dara-dara sangat diliputi kesedihan yang mendalam, namun itu juga menjadi penyemangat mereka untuk hidup dalam kesemangatan dan manfaat, itu terlihat dari kata di mata mereka, bibir mereka, hidup memerah bermekahan. 7. pada baris terakhir kami orang-orang yang masih hidup) mengisi kehidupan, yang disimbolkan sepanjang jalan dengan hal-hal yang berguna di rumah tumpangan (dunia) sebelum menemukan kesepian kuburan (kematian/alam kubur).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar